Mobil-mobil keluaran baru di Amerika atau Eropa kini umumnya sudah memakai transmisi otomatis. Untuk transmisi manual dengan pedal kopling hanya tersedia di segelintir model saja, entah itu tipe terbawah atau juga mobil balap yang butuh akselerasi cepat. Melihat kebutuhan yang tetap ada di masa depan, Ford lantas mendaftarkan paten teknologi transmisi manual tanpa pedal kopling. 

Hal ini sebenarnya bukanlah teknologi yang benar-benar baru. Karena sebelum Ford mengajukan paten tersebut, Wuling di Indonesia sudah terlebih dahulu memakainya pada Confero S ACT yang meluncur di tahun 2019. 

Secara sederhana, teknologi yang dipatenkan oleh Ford ini memanfaatkan teknologi robotik yang menggantikan kerja pedal kopling manual. Jadi, pengemudi tinggal oper gigi tanpa harus menginjak pedal kopling. Dengan begini, kaki kiri jadi bebas repot saat kondisi lalu lintas cukup macet, apalagi di jalan menanjak. 

Transmisi manual kini semakin ditinggalkan, karena pada transmisi otomatis lebih praktis. Fakta tersebut tak bisa dipungkiri bahwa saat mengendarai mobil matic hanya sedikit tugas yang dilakukan pengemudi dalam lalu lintas yang padat. Tak perlu lagi setengah kopling untuk mengimbangi distribusi putaran mesin ke transmisi supaya mesin tidak stall alias mati. 

Nantinya, teknologi yang diciptakan pabrikan 'blue oval' tersebut bakal tersedia di model Ford Mustang dan Ford Bronco. Lantas seperti apa cara kerja spesifik sistem kopling robotik tersebut di mobil sport atau SUV yang butuh akselerasi spontan? 

Dikutip dari Muscle Cars & Trucks, transmisi ini bekerja dengan sistem elektronik yang akan menghilangkan kebutuhan akan pedal kopling fisik.  Input sensorik terdapat pada tuas gigi perseneling (yaitu mobil tahu kapan Anda menyentuh tuas persneling). 

Sensor tersebut akan mengingatkan modul kontrol bahwa pengemudi akan mengganti persneling. Kemudian, modul kontrol akan melepaskan kopling secara otomatis, kemudian menghubungkan kopling kembali setelah perpindahan gigi selesai. 

Prosesnya sangat mirip kalau kita menginjak pedal kopling di transmisi manual. Injak pedal terlebih dahulu sebelum oper gigi, kemudian lepaskan perlahan setelah tuas gigi perseneling dipindah. 

Karena basisnya memang transmisi manual, maka Ford juga menyediakan tombol override manual jika pengemudi ingin melepas kopling secara spontan untuk melakukan burnout.

Transmisi ini adalah ide yang menarik untuk mengatasi ketakutan utama sebagian besar pengemudi pemula tentang kesulitan mengendarai mobil manual. Sistem elektrik bisa memodulasi pedal kopling. Lantas, apakah teknologi ciptaan Ford ini serupa dengan yang ada di Wuling Confero S ACT? 

Cara Kerja e-Clutch pada Wuling Confero S ACT, Oper Gigi Mirip di Motor Bebek

Teknologi e-Clutch sebenarnya merupakan evolusi dari transmisi manual konvensional. Bedanya, transmisi buatan Schaffler ini tidak lagi membutuhkan pedal kopling saat pindah gigi. Perpindahan berlangsung secara halus melalui mekanisme hidrolis otomatis yang berfungsi sebagai pengganti pedal kopling. 

Dalam hal ini, e-Clutch sebenarnya transmisi manual tapi didukung control modul menggantikan pedal kopling. Sistem hidrolis ini diklaim Wuling lebih sederhana ketimbang transmisi manual konvensional. Selain biaya perawatan, e-Clutch ini disebut mengurangi tingkat kerumitan saat operasional.

Lantas, bagaimana cara kerja e-Clutch ini? Proses perpindahan giginya mirip seperti di motor bebek. Sebelum pindah gigi, kita lepas gas terlebih dahulu. Kemudian, geser tuas persneling ke gigi yang diinginkan. Lalu setelah tuas berpindah, kita injak lagi pedal gasnya. 

Kesimpulan

Dengan kemajuan teknologi industri otomotif, peran pedal kopling manual untuk sinkronisasi putaran mesin dengan kecepatan kendaraan bisa digantikan memakai sistem elektrik atau hidrolis. Dengan demikian, pengemudi bisa lebih mudah mengoperasikan kendaraan, dan pastinya efisiensi bahan bakar dan responsivitas khas transmisi manual bisa tetap dirasakan. 

Sebab, alasan sederhana mengapa transmisi manual ditinggalkan ialah repotnya main setengah kopling saat lalu lintas cukup padat. Transmisi otomatis jauh lebih praktis karena tidak perlu injak setengah kopling.