
Isuzu Panther
3 Alasan Sebaiknya Tidak Memilih Isuzu Panther Bekas Buat di Kota Besar

Isuzu Panther bekas memang masih banyak peminatnya, tapi lebih cocok dipakai di daerah pelosok ketimbang di kota besar seperti Jakarta.
Isuzu Panther merupakan mobil legendaris yang begitu melekat di kalangan masyarakat Indonesia selain Toyota Kijang.
Julukan “Rajanya Diesel” pun masih melekat sampai sekarang, karena pada masa jayanya dulu, tak banyak MPV yang menawarkan opsi mesin diesel kecuali Toyota Kijang.
Jika kalian lahir di era 1990-an, maka boleh jadi masih ingat betul iklan berjargon “Jakarta-Bali Cuma 44 Ribu” yang ingin menegaskan betapa efisiennya konsumsi bahan bakar dari Panther.
Namun sayangnya, sejak Februari 2021, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) telah menegaskan jika produksi dan penjualan Panther dihentikan selamanya.
@garasi.autofun Minat sama mobil bekas berumur, cek dulu ke bagian-bagian ini, Cing! #carsome #tipsmobil #tipsmobilbekas #bekasberkualitas #reviewmobilbekas #mobilbekas #reviewmobil ♬ Night Jazz Bar Style Jazz Piano quartet(893710) – ricca
Kalau kilas balik mengenai sejarah Isuzu Panther, memang sepak terjangnya begitu panjang di industri otomotif dalam negeri.
Isuzu tercatat pada tahun 1991 resmi meluncurkan mobil ini namun masih dalam wujud mobil pick up ringan.
Namun kemudian, PT Pantja Motor selaku Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Isuzu di Indonesia saat itu, menggandeng perusahaan karoseri untuk mengubah bodinya menjadi mobil model MPV (Multi Purpose Vehicle).
Panther karoseri ini menggendong mesin berkode C233 dengan kapasitas 2.238 cc 4 silinder dengan indirect injection.
Mesin tersebut mampu menghasilkan tenaga maksimal sebesar 72 PS pada 4.300 rpm dan torsi puncaknya 140 Nm di 2.400 rpm.
Baca juga: 5 Penyebab Harga Bekas Isuzu Panther Terus Melambung Tinggi, Tembus Hingga Rp250 Juta!

Pada tahun 1993 sampai 1996, menjadi momen sejarah Isuzu Panther generasi kedua.
Pada tahun itu Isuzu melansir original body Panther dengan sistem Total Assy Body yang diklaim bebas dempul.
Penggunaan bodi bebas dempul pada waktu itu menjadi sebuah terobosan baru, dan tergolong inovatif.
Bodi Isuzu Panther baru ini diberi kode TBR52, serta dikenal dengan sebutan Panther PPL.
Nama PPL adalah akronim Pulo Gadung Pawitra Laksana sebagai perusahaan perakitan milik grup Astra, tempat minibus ini dirakit.
Untuk dapur pacu, Isuzu Panther PPL mengusung mesin yang sama dengan Panther Karoseri, yakni C233 berkapasitas 2.238 cc 4 silinder indirect injection.
Perubahan mesin terjadi pada Isuzu Panther generasi ketiga yang rilis tahun 1996 sampai 2000.
Dibekali mesin 2.500 cc berkode 4JA1 di atas kertas mesin tersebut mampu menyemburkan tenaga puncak sebesar 79 PS pada 3.900 rpm sementara torsi maksimalnya 170 Nm pada 2.300 rpm.
Mesin dan teknologi barunya ini membuat Isuzu Panther jauh lebih efisien, bertenaga dan tidak perlu busi pemanas (glow plug) untuk menghidupkan mesin pada kondisi dingin.
Selain itu konsumsi solar juga lebih efisien dengan catatan 12 kilometer per liter untuk rute dalam kota.
Hasil ini lebih irit dari mesin sebelumnya, yakni 10 kilometer per liiter.

Lantas di tahun 2000 sampai 2005 mulai dijual Panther generasi ketiga yang menggunakan mesin diesel 2.500 cc 4 silinder, direct injection tapi dengan opsi transmisi manual dan transmisi otomatis.
Kemudian diperkenalkan juga mesin 2.500 cc 4 silider direct injection turbo yang dikombinasikan transmisi otomatis.
Mesin diesel 2.5-liter dapat menghasilkan 79 PS dengan torsi 170 Nm, sementara mesin turbo tenaganya juga 79 PS tapi torsinya mencapai 192 Nm.
Karena tingginya minat terhadap varian Panther Turbo, Isuzu pun menawarkan juga varian yang bertransmisi manual pada tahun 2004.
Nah setahun kemudian, Isuzu memperkenalkan Panther generasi kelima yang menjadi tahun terakhir kipran Rajanya Diesel ini.
Alasannya adalah mobil yang juga hadir dalam versi LMPV dan LSUV itu tak bisa memenuhi regulasi standar emisi gas buang Euro 4 untuk kendaraan bermotor mesin diesel di Indonesia.
Hal ini berbeda nasib dengan Kijang, karena Toyota mau meracik mesin baru untuk Innova hingga lahirnya Innova Zenix dengan opsi mesin hybrid.
Spesifikasi Isuzu Panther 2021 | |
---|---|
Dimensi | |
Panjang | 4.535 mm |
Lebar | 1.770 mm |
Tinggi | 1.920 mm |
Jarak sumbu roda | 2.685 mm |
Jarak ke tanah | 180 mm |
Ukuran roda | 235/70/R15 |
Kapasitas tangki BBM | 55 liter |
Mesin | |
Tipe mesin | 4JA1L Diesel Turbocharger Direct Injection |
Kapasitas silinder | 2.499 cc |
Jumlah silinder | 4 |
Daya maksimum | 80 PS @3.500 rpm |
Torsi maksimum | 191 Nm @1.800 rpm |
Transmisi | Manual 5-percepatan |
Otomatis 4-percepatan | |
Sistem penggerak roda | Penggerak Roda Belakang |
Sasis | |
Suspensi depan | Independent Double Wishbone |
Suspensi belakang | Rigid Axle Leaf Spring |
Rem depan | Ventilated Disc |
Rem belakang Drum |
Baca juga: Sudah Lebih dari 3 Dekade, Ini Alasan Isuzu Panther Masih Punya Penggemar Setia
Isuzu Panther Bekas Masih Banyak Dicari

Meskipun sudah discontinue, namun Panther bekas masih banyak diburu oleh konsumennya di Tanah Air.
Bahkan harga bekas Isuzu Panther cenderung stabil jika kondisinya masih sangat terawat.
Misalnya untuk Panther generasi pertama yang diproduksi rentang 1991-1996, harganya masih tembus Rp60 jutaan.
Sementara yang generasi kedua sampai model terakhir, harga sekennya masih bercokol di Rp290 juta.

Namun Panther lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat di pelosok, ini lantaran ketangguhan kaki-kaki dan mesin bandel yang dimilikinya.
Tak butuh perawatan ekstra saat memelihara Si Kucing ini terutama untuk beberapa daerah yang sulit menemukan bengkel resmi.
Baca juga: 5 Hal Menarik Isuzu Panther Kotak, Mobil Keluarga Untuk Kelas Pemula
Pertimbangkan Jika Mau Membeli Isuzu Panther Bekas

Nah kalau Anda juga ada keinginan meminang mobil diesel tangguh dan kepincut Isuzu Panther, sebaiknya pikirkan lebih dulu beberapa hal berikut ini sebelum membelinya terutama jika Anda tinggal di kota besar seperti Jakarta.
1. Harga Isuzu Panther Bekas Terlalu Tinggi
Seperti yang sudah kami singgung sebelumnya, akibat permintaan pasar masih cenderung tinggi, maka harga Isuzu Panther bekas masih cukup tinggi.
Bayangkan saja, berdasar informasi dari listing Mobil123, Panther 2.5 LV transmisi manual tahun 2018 masih dibanderol Rp193 jutaan.
Diharga yang sama, Anda bisa mendapatkan Toyota Kijang Innova diesel bekas tahun 2012 tapi sudah bertransmisi otomatis, atau malah Toyota Fortuner diesel bekas juga tahun 2012 dengan transmisi matic.
2. Fitur Seadanya

Panther mungkin unggul dalam hal durabilitas dan efisiensi bensin dieselnya dan suspensi yang lembut namun tangguh.
Akan tetapi dengan harga bekas masih di atas Rp180 juta, Anda mendapatkan mobil dengan fitur yang sangat terbatas.
Dengan budget setara, Anda bisa mendapat mobil dengan fitur lebih lengkap seperti Toyota Sienta, Honda CR-V, atau bahkan Toyota Camry bekas.
Baca juga: Tanpa Panther, Isuzu Ngos-Ngosan Hadapi Rivalnya
3. Bahan Bakar Mulai Sulit Dicari

Satu alasan mengapa Panther tak lagi diproduksi adalah mesinnya tak bisa memenuhi standar emisi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kondisi ini ada sisi baiknya karena mobil tersebut masih idel untuk menenggak bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Solar.
Tapi untuk kota besar seperti Jakarta, sudah cukup sulit menmukan SPBU Pertamina yang menjual Solar, kalaupun ada pasti pembeliannya dibatasi melalui aplikasi.
Alternatifnya hanya Dexlite atau Pertamina Dex, sementara harga Dexlite per 1 Oktober 2023 adalah Rp17.200 /liter dan harga Pertamina Dex Rp17.900 /liter.
Harga ini bahkan lebih mahal dari harga Pertamax yang ada di Rp14.000 /liter atau Pertamax Turbo yang per liter harganya Rp16.600.
Kesimpulan

Isuzu Panther bekas mungkin dulu menjadi pilihan populer bagi banyak keluarga di Indonesia, namun saat ini, pandangan terhadap kendaraan ini telah berubah.
Dengan harga yang terus meroket, membuat Isuzu Panther bekas tidak lagi menjadi pilihan yang terjangkau bagi sebagian besar masyarakat.
Meskipun merupakan kendaraan yang handal, fitur-fitur yang ditawarkan pada model lama Panther sudah tergolong ketinggalan zaman, membuatnya kurang diminati oleh konsumen modern yang mengutamakan kenyamanan dan teknologi terkini.
Selain masalah harga yang melambung, kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar juga menjadi masalah serius bagi pemilik Panther.
Ini seiring dengan langkah pemerintah untuk memperketat regulasi emisi gas buang, jenis bahan bakar yang diperbolehkan untuk kendaraan tua semakin terbatas.
Hal ini membuat penggunaan Isuzu Panther yang bergantung pada bahan bakar subsidi semakin tidak praktis, bahkan cenderung menjadi beban ekonomi dan lingkungan.
Isuzu Panther mungkin lebih cocok sebagai kendaraan cadangan atau hanya sebagai koleksi nostalgia daripada sebagai kendaraan sehari-hari.
Untuk konsumen yang mencari kendaraan yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berfitur modern, memilih opsi lain yang lebih sesuai dengan kebutuhan saat ini akan menjadi langkah yang lebih bijak.
Jadi, masih mau beli Panther bekas?

Prasetyo Editor
Menggeluti bidang jurnalistik otomotif sejak 2009 selaras dengan hobinya dalam memodifikasi mobil. Apalagi karakteristik yang berbeda dari setiap kendaraan yang dibuat oleh masing-masing pabrikan, terus menumbuhkan minatnya di dunia otomotif hingga saat ini.
Merek Mobil Terkenal di Indonesia
Berita Terkini
Tips Mudik Lebaran Aman dan Nyaman Ala Rifat Sungkar
Begini Strategi Ford untuk Pasar Indonesia Biar Nama Besarnya Berkibar Lagi
Ada Fitur Ini Nyetir Mitsubishi XForce Ultimate with Diamond Sense Tak Cepat Pegal
Ban Mobil Pecah di Jalan, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Honda Luncurkan Tiga Mobil Hybrid Baru di 2025, Termasuk yang Diproduksi Lokal
Mobil Rekomendasi
- Populer
- Terbaru
-
Toyota Kijang...
Rp 339,60 Juta - Rp 467,00 Juta
-
Toyota Avanza
Rp 189,80 Juta - Rp 295,80 Juta
-
Honda Brio
Rp 167,90 Juta - Rp 253,10 Juta
-
Daihatsu Sigra
Rp 120,65 Juta - Rp 182,60 Juta
-
Toyota Calya
Rp 170,20 Juta - Rp 190,00 Juta
-
Subaru Crosstrek
Rp 549,50 Juta
-
Chery Omoda...
Rp 334,80 Juta - Rp 493,80 Juta
-
Suzuki Grand...
Rp 359,40 Juta - Rp 384,40 Juta
-
Wuling Alvez
Rp 209,00 Juta - Rp 295,00 Juta
-
Subaru WRX...
Rp 975,50 Juta - Rp 1,03 Miliar