10 tahun lalu Yamaha Jupiter Z1 torehkan banyak prestasi.
Sukses rebut gelar Indoprix di dua kelas.
Mungkin Anda kerap menemukan foto Yamaha Jupiter Z1 di meme mengenai 'Motor yang 10 tahun nggak diapa-apain'. Tak salah, sebab motor legendaris itu memang belum mengalami ubahan sejak dirilis pada 2012 silam.
Ini artinya desain dan mesin di motor bebek tersebut masih bertahan, meski lebih dari 10 tahun. Diantaranya mesin 115 cc pendingin udara dengan tenaga 10,06 PS di 7.750 rpm serta torsi 9,8 Nm di 6.750 rpm. Komplet dengan transmisi semi otomatik 4-speed. Lalu spidometer analog dan lampu-lampunya yang masih bohlam.
Sedangkan dalam siklus edarnya itu, Yamaha Jupiter Z1 memang hanya diubah pada bagian grafis dan warna bodinya saja. Paling baru warna cyan yang muncul di pertengahan tahun lalu.
Meski begitu, namanya masih terbilang legendaris, apalagi jika ditilik dari prestasi di arena balap, khususnya road race. Autofun coba mengajak bernostalgia ke arena kejuaraan nasional (Kejurnas) Indoprix 2013. Di mana sukses menjadi motor bebek injeksi pertama yang merebut gelar juara.
10 tahun silam, Yamaha Jupiter Z1 didapuk oleh Yamaha Indonesia untuk menggantikan tipe Jupiter Z 5TP yang bertahan di musim balap 2012. Hal ini karena kurang kompetitifnya Jupiter Z 'Robot' yang bermesin 115 cc.
Meski basis mesinnya hampir sama, dengan volume 115 cc namun teknologinya lebih maju berkat penggunaan sistem injeksi YMJET-FI. Hasilnya, ini menggebrak di tahun pertama keikusertaannya, langsung diganjar dua gelar.
Lawannya adalah Kawasaki Edge, Honda Blade dan Yamaha Jupiter Z lawas
Bahkan kuda besi ini menjadi motor injeksi pertama yang menjuarai dua kelas Indoprix dengan pembalap Sigit PD. Wakil tim Yamaha Yamalube TDR FDR NHK Yonk Jaya ini sukses mengawinkan gelar kelas IP1 (125 cc) dan IP2 (110 cc).
Sigit sendiri juara setelah mengumpulkan poin tertinggi 182 di IP1 dan 174 di IP2. Kepastian gelar Sigit bersama Jupiter Z1 ditentukan di seri 5 atau pamungkas Indoprix, Minggu 22 September 2013, di sirkuit Balipat, Binuang, Banjarmasin. Saat itu, juara seri direbut Fitriansyah Kete, namun poin Sigit sudah tidak terkejar.
"Indoprix tahun ini jadi momen membanggakan bagi saya. Terbukti dengan teknologi injeksi Yamaha pada Jupiter Z1, mampu mendukung saya jadi double winner," ucap Sigit.
Konsistensi Sigit dan ketangguhan teknologi balap dan injeksi Jupiter Z1 menjadi pembuktian motor injeksi mudah dikorek saat itu. Tentu kondisinya jauh berbeda dari saat ini yang nyaris semua kelas balap road race sudah diisi motor bersistem injeksi.
Bentuk mesinnya berbeda total dari Jupiter Z 5TP
Seperti dikatakan Supriyanto, Manajer Motorsport Yamaha Indonesia saat itu. Di mana catatan Yamaha Jupiter Z1 di balapan motor bebek road race tertinggi di Indonesia ini adalah bukti keberhasilan Yamaha mengembangkan teknologi Fuel Injection di dunia balap.
"Teknologi Fuel Injection Yamaha terbukti tercepat dan irit pada Jupiter Z1 dan terbukti jadi juara Indoprix tahun ini. Masyarakat akan semakin bangga memakai motor juara ini, ikut merasakan kejayaannya di balapan," papar Supriyanto.
Bahkan dengan motor tersebut, juga memecahkan rekor catatan waktu tercepat sirkuit sebanyak 4 kali. Atas nama Sudarmono di kelas IP2 sirkuit Karting Sentul pada seri 1 yang lantas dipecahkan lagi oleh Sigit PD di seri 4.
Lalu ada Sudarmono di kelas IP1 sirkuit Karting Sentul pada seri pembuka dan Sigit PD di kelas IP1 sirkuit Kenjeran Surabaya pada seri ke-2. Serem juga prestasinya!
