Selera mobil masyarakat kini mulai beralih ke segmen SUV dan sejenisnya. Tak cuma mobil baru, SUV bekas kini ikut naik daun karena banyaknya permintaan. Salah satu model yang tak lekang waktu ialah Honda CR-V yaitu dengan kode sasis RE1 dan RE3 atau yang kita kenal sebagai CR-V kura-kura.
Sebutan kura-kura ini muncul karena desain jendela baris ketiga yang bulat mengerucut ke belakang. Desain atapnya pun agak cembung sehingga mirip sebagai cangkang kura-kura. Julukan kura-kura ini juga pas untuk menggambarkan ketangguhannya melintasi beberapa generasi, karena masih tetap eksis untuk saat ini.
Baca juga:
Honda CR-V Gen 3 ini diproduksi antara 2007 sampai 2012. Generasi ini menawarkan dua jenis pilihan mesin yakni mesin berkapasitas 2.0L dan 2.4L dengan teknologi i-VTEC andalan Honda.
Pada generasi ketiga ini wujud CR-V berubah jadi SUV urban yang lebih kalem dan bergaya elegan. Honda CR-V ini disapa 'kura-kura' karena desain pilar C yang melengkung lembut seperti cangkang kura-kura. Desain ini pun menanggalkan ciri khas mobil SUV tangguh sebelumnya yang agak boxy.
Posisi ban serepnya sudah tidak lagi tergantung di pintu belakang seperti konde. Penyimpanannya dibuat tersembunyi agar tampil rapi. Honda pun melakukan banyak improvement pada CR-V generasi ketiga.
Honda CR-V 2.0 Kura-kura 2008, Mobil Lawas dengan Teknologi Cukup Modern
Honda CR-V generasi ketiga atau yang biasa disebut sebagai CR-V kura-kura. Kini harga Honda CR-V semakin terjangkau, untuk keluaran 2008 dijual mulai dari Rp100 juta.
Meskipun sudah setengah lawas, namun CR-V kura-kura bekas masih layak jadi pilihan. Ini karena teknologinya lebih modern daripada versi 2.4, karena telah memakai EPS untuk memutar setirnya, sedangkan CR-V 2.4 masih pakai power steering hidrolik.
Perawatannya pun tak sulit, tak ada penyakit serius bawaan karena memang CR-V ini terkenal bandel. Menurut kami, bila sama-sama cari unit bekas maka CR-V Gen 3 jauh lebih value for money ketimbang beli LCGC keluaran 2014 di kisaran harga yang kurang lebih sama.
Masalah khas di CR-V tipe 2.0 hanya ada di bagian EPS (Electric Power Steering). Ini karena tipe 2.0 sudah memakai sistem motor listrik, sehingga bila EPS rusak harus ganti dengan estimasi biayanya Rp 14 jutaan untuk yang baru, kalau copotan di kisaran Rp 6 jutaan.
Honda CR-V 2.0 Facelift, Penampilannya Makin Elegan
Pada tahun 2010, Honda CRV Gen 3 ini mendapatkan facelift minor pada eksterior dan interior. Perubahan termasuk fasia depan yang didesain ulang dengan kisi-kisi krom horizontal baru dan gril depan bawah berdesain sarang lebah, bumper depan baru, dan lampu belakang yang direvisi. Hal yang bisa kita lihat perbedaannya dari sisi luar yaitu desain foglamp yang jadi oval pipih.
Bumper belakang turut didesain ulang, serta velg berganti dengan desain baru. Interior menerima perubahan kecil, termasuk material kain jok, serta sandaran tangan pengemudi dan penumpang depan yang lebih lebar. Kontrol unit audio diubah dan lampu latar tampilan informasi di pengukur diubah menjadi biru, bukan hitam sebelumnya.
Secara fitur, tidak ada yang spesial pada Honda CRV generasi ketiga ini dimana tidak ada fitur keyless entry dan steering wheel audio control. Airbags juga hanya ada dua untuk pengemudi dan penumpang depan.
Handling Honda CR-V Kura-Kura, Presisi dan Minim Limbung Ala Sedan
SUV sebenarnya bukan dirancang sebagai mobil untuk melaju pada kecepatan tinggi. Namun, performa mesin dengan tenaga besar membuat sebagian pengemudi lupa diri dan sering gas pol. Bicara soal handling atau pengendalian, CR-V generasi ketiga ini patut diacungi jempol.
Bantingan suspensi CR-V kura-kura terasa lebih halus, karena memang menjadi fokus Honda dalam menjadikan CR-V sebagai SUV yang nyaman untuk jalan raya semakin terasa. Honda mengklaim bahwa set suspensi ini memang dibuat untuk mengakomodasi lima penumpang dengan nyaman.
Handling CR-V gen 3 dijamin nyaman dan lebih optimal karena minim limbung, Mengingat handling sangat penting guna menjamin kenyamanan pengendara. Kelemahannya jelas pada sisi bantingan suspensi yang jadi kurang empuk. Kita memang harus memilih, kalau suspensi empuk maka handling jadi limbung begitu juga sebaliknya.
