Harga Pertamax yang semakin mahal membuat banyak pemilik mobil menurunkan level RON dari 92 (Pertamax) ke 90 (Pertalite). Apa efek buruk untuk mesin mobil?

Selisih harga Pertalite dengan Pertamax kian jauh. Semula hanya Rp 2.000 hingga Rp 2.500, kini bedanya mencapai Rp 5.000 hingga Rp 5.500.

Hal ini membuat banyak pemilik mobil yang semula rajin mengisi Pertamax beralih ke Pertalite untuk mengurangi biaya yang membengkak saat pengisian BBM. Padahal beberapa pabrikan mewajibkan mobilnya untuk mengonsumsi BBM minimal RON 92. Lantas apa efek buruk menurunkan level RON pada mobil?

Performa Jadi Loyo

Efek buruk paling terasa saat berganti BBM dengan RON lebih rendah adalah performa menurun. Hal ini terasa ketika mobil diajak berakselerasi akan terasa lebih berat atau lambat.

Akibatnya tenaga yang dicapai mobil tidak optimal. Bisa dilihat dari pergerakan speedometer terlihat lambat. Hal ini biasa terjadi karena piston belum mencapai titik atasnya namun sudah terjadi pembakaran di dalam mesin.

Pembakaran yang tidak sempurna otomatis membuat performa mobil tidak maksimal. Mungkin ini bukan masalah besar tapi ada efek buruk lainnya.

Baca juga : Premium Batal Dihapus, Toyota Agya Dkk Sebaiknya Tetap Minum Pertamax

Lebih Boros BBM?

Ketika pembakaran di dalam mesin mobil tidak sempurna, justru bisa membuat mobil lebih boros BBM. Hal ini karena pengemudi akan menginjak pedal gas lebih dalam untuk membuat mobil lebih kencang.

Tapi yang terjadi justru rpm semakin tinggi dan pembakaran semakin cepat membuat konsumsi BBM lebih banyak. Niatnya untuk mengirit isi BBM murah tapi justru bisa boros karena lebih sering isi BBM.

Lain halnya bila mengisi BBM sesuai dengan rekomendasi pabrik, efisiensi bisa lebih baik. Tentu hal ini juga tergantung dari gaya mengemudi yang tidak agresif selama perjalanan.

Mesin Menggelitik

Dalam jangka panjang, mengganti BBM dengan RON yang lebih rendah juga bisa membuat mesin menggelitik. Umumnya ini mulai terasa setelah beberapa bulan.

Suara menggelitik ini umumnya terdengar ketika mobil berakselerasi. Hal ini bisa menganggu kenyamanan pengemudi serta penumpang karena suaranya bisa masuk ke kabin.

Dalam dunia otomotif secara teknis peristiwa ini disebut dengan knocking. Sama seperti poin sebelumnya, ini terjadi akibat pembakaran yang tidak sempurna karena adanya kotoran pada BBM yang kualitasnya lebih rendah.

Baca juga : Gak Perlu Kuras Tangki, Ini Cara Mudah Hilangkan Air yang Tercampur dengan Bensin

Komponen Mesin Lebih Cepat Rusak

Setiap komponen dalam mesin punya umur dan kapan harus diganti. Ketika mengganti BBM dengan RON lebih rendah, maka komponen mesin lebih cepat rusak.

Endapan kotoran akibat BBM dengan RON lebih kecil bisa membuat komponen rusak. Salah satunya ialah piston yang punya peran dalam proses pembakaran dalam mesin.

Akibat kerja piston yang lebih lambar maka dalam jangka panjang bukan tidak mungkin akan lebih cepat rusak. Sehingga harus diganti dan biayanya cukup besar.

Lebih Cepat Turun Mesin

Efek buruk lainnya ketika memakai BBM dengan RON yang tidak sesuai ialah usia mesin lebih pendek. Mirip seperti komponen piston yang lebih cepat rusak.

Sebagai contoh ketika mesin harus ganti spare parts saat odometer sudah 150.000 Km, ini bisa lebih cepat dari estimasi pabrikan. Ketika mobil lebih cepat turun mesin padahal belum waktunya, siapkan biaya yang banyak.

Baca juga: APAR Mobil yang Sudah Dipakai, Disimpan Lagi atau Buang?