Mendengar angka Rp513,9 juta untuk sebuah Honda HR-V, wajar ketika banyak ekspektasi muncul. Bagaimana tidak, nominal itu bahkan seratus juta lebih mahal daripada HR-V versi non turbo tertinggi (SE). Maka dari itu kami diberi kesempatan untuk mengujinya langsung di Sirkuit Mandalika, untuk mengetahui performa terbaiknya ketika dipacu. Yang mestinya menjadi nilai jual utama dari medium crossover setengah miliar satu ini.

• Handling sangat menyenangkan untuk ukuran SUV 
• Performa mesin terbilang di atas rata-rata kelasnya
• Sayang, nuansa dan kelengkapan di dalam kabin kurang pas untuk harganya

Video First Drive Honda HR-V RS di Sirkuit Mandalika:

Membandingkan Langsung dengan Varian 1.8 Prestige Lama

Sebelum memacu HR-V RS Turbo, kami dipersilakan mengingat kembali rasa dari HR-V varian 1.8 Prestige lama. Sebab memang keduanya memiliki persepsi sama dalam positioning dagang mereka. Sama-sama berbeda jantung pacu dari varian lain dan menjadi line up tertinggi.

Bukan untuk digunakan keliling sirkuit memang. Namun sekadar melakukan drag race sepanjang 402 meter. Jalan keluar pit, menunggu aba-aba dan langsung kami menginjak gas dalam. Satu hal kami sadari bahwa memang mesin benar-benar berteriak di putaran tinggi namun performa yang didistribusi terasa biasa saja berbanding teriakannya. 

Tak lama, giliran kami mencoba HR-V RS anyar. Dan memang, sejak duduk dan berjalan pelan keluar pit saja sudah terasa signifikan perbedaannya. Kabin jauh lebih kedap. Dan saat diajak memutar balik menuju titik start dengan kecepatan sekitar 25 km/jam, mobil terasa lebih nurut. Body roll sangat berkurang.

Dari titik start, kami injak lagi pedal gas hingga menempel lantai. Tentu, ada jeda dulu beberapa saat untuk menunggu turbonya spooling. Namun begitu menyentuh 3.000 rpm tiba-tiba seluruh tenaga terasa optimal memutarkan roda depan. Mobil melesat cepat, jauh kalau mau dibandingkan veri 1.8 Prestige. Pada akhir lintasan pun menggapai 150 km/jam tak butuh waktu terlalu lama.

Untuk sesi ini, data akselerasi dicatat oleh penyelenggara. Rata-rata, HR-V 1.8 Prestige lama membutuhkan waktu 19 detikan untuk menuntaskan track lurus 402 meter. Sementara nilai tengah yang didapat HR-V RS Turbo, ada di sekitar 16 detik. Yang artinya memang signifikansi performa cukup terasa. Sayang tak dibocorkan berapa data akselerasi 0-100 km/jam, namun kami kira akan berada di kisaran 10 detik. 

Memacu Satu Lap Penuh di Mandalika

Kami benar-benar penasaran dengan handling mobil ini. Sebab saat sebelumnya mencoba, karakter suspensi cukup rigid dan body roll terbilang minim. Dan akhirnya tiba giliran untuk mengemudi langsung, memacu performa maksimal dari HR-V RS Turbo meski tetap dikawal oleh safety car. 

Sengaja kami beri jarak agak jauh dengan peserta di depan agar bisa bermanuver lebih leluasa. Usai menyentuh 140 km/jam di lintasan lurus, tibalah waktu deselerasi untuk masuk tikungan pertama. Kami berbelok cukup tajam di sekitar 80-90 km/jam, yang kami rasa cukup kencang. Decitan ban hasil understeer jelas ada. Begitu juga body roll. Namun hal ini sangat-sangat wajar karena ia spesies SUV dengan ground clearance tinggi. Bukan mobil balap.

Malah, buat ukuran SUV kami cukup terkesan dengan akurasi kemudi. Serta racikan suspensi stiff dan body roll yang terbilang minim. Tidak ada masalah untuk menyelesaikan tikungan pertama, mobil nurut dan kembali melaju. 

Walaupun ada turbo lag, tapi bukan sesuatu yang terlalu lama untuk ditunggu. Mengembalikan putaran mesin ke titik optimal cukup mudah dengan bejekan gas. Ya, ada mode sport di varian RS ini yang akan membuat sistem stand by di rpm menengah ke atas. Sehingga distribusi tenaga bisa tetap agresif.

Satu per satu tikungan kami lalui, dari mulai yang bersudut lebar. Hingga kelokan tajam beralur “S” yang membutuhkan manuver agresif, juga dapat dilalui dengan baik di kecepatan tinggi. Boleh dibilang kami terkesan dengan handling mobil ini. Yang sesungguhnya memiliki rangkaian suspensi sama persis dengan varian di bawahnya. 

Yang berbeda, mesin turbo 1.500 cc ini valid jika dikatakan lebih menyenangkan. Apalagi dengan kehadiran paddle shift untuk membuat efek virtual seperti pindah gigi. Perubahan rasio CVT cukup terasa nyata dan dapat menahan putaran mesin layaknya transmisi otomatis konvensional. Meski bagaimanapun, tetap artificial. 

Pada intinya, data kertas yang menujukkan output mesin sebesar 177 PS dan torsi 240 Nm memang terasa nyata kencangnya. Tenaga yang identik dengan Civic ini bahkan lebih dari cukup untuk sekadar membopong bodi HR-V. Rasanya, rival paling dekat yang mampu mengejar perolehan output hanya KIA Seltos GT Line. Itupun secara tenaga kuda masih berada jauh di bawah HR-V RS, walau torsinya serupa. Jadi wajarkah harganya tembus Rp500 juta? Tunggu dulu. 

Baca Juga: Adu Kenyamanan Toyota Veloz 2022 vs Mitsubishi Xpander Facelift, Siapa yang Unggul?

Kabin Kurang Menggambarkan Mobil Setengah Miliar

Jika orientasi Anda memang fokus menginginkan performa menyenangkan dengan balutan bodi SUV, Rp500 juta mungkin sah-sah saja ditukar dengan HR-V RS. Namun menurut kami, nominal itu kurang menggambarkan fasilitas yang tersedia di dalam kabin. Bukan soal tak lengkap, tapi kurang terasa signifikan dari kawan-kawan non turbo. 

Perbedaan dengan varian di bawahnya tidak sebanyak itu. Perihal keamanan, sama saja. Sudah lengkap dengan Honda Sensing dan Hill Descent Control. Paling di versi ini ketambahan dua airbag lagi. Perangkat hiburan juga tidak ada signifikansi. RS hanya ketambahan speaker dengan head unit serupa. Serta tampilan kokpit yang memiliki layar digital lebih besar, mekanisme bagasi elektrik dan mode berkendara serta pernak-pernik interior-eksterior sebagai pembeda.

Memang bukan fundamental yang absen. Tapi rasanya wajar jika di harga ini mereka seharusnya sudah dapat menyediakan electric seat. Apalagi jika ditanam fitur masa kini semacam ventilated seat, yang mana sudah bisa diakomodir oleh mobil-mobil berbaderol Rp400 jutaan. Belum lagi mekanisme buka tutup glassroof yang serba manual – tak seperti versi lama, sedikit mengganggu meski memang atap kaca ini jadi lebih besar. Andaikan ada, mungkin dengan lugas kami bisa mengatakan selisih Rp100 juta dengan varian SE bukan suatu yang terbuang sia-sia. Walaupun, ketika bicara performa memang belum ada yang bisa melawan.

Baca Juga: Jadi LSUV Paling Mahal, Ternyata Banyak Hal Yang Tanggung di All-New Honda BR-V. Apa Saja?