Toyota Rush 2021 merupakan Low SUV yang pamornya cukup tinggi di Indonesia. Sebagai mobil yang bersaing di kelas panas, Toyota Indonesia tentu tak main-main merancang Rush demi memenuhi kebutuhan konsumennya.

Mulai dari mesin, desain body, hingga kenyamanan di dalam kabin dirancang dengan sangat baik. Hal ini demi memiliki daya saing yang tinggi karena Rush punya banyak kompetitor yang tak bisa dibilang enteng.

Salah satu yang krusial pada Toyota Rush generasi kedua ini adalah sektor mesinnya. Menarik jika membahas dapur pacu Toyota Rush tersebut.

Sejak kemunculan Rush pada jelang penutupan medio 2017 silam, mesin Rush mendapat sorotan dari publik. Ada yang bernada positif namun tak sedikit bernada kurang menyenangkan.

Mesin Rush disebut ekonomis dan berteknologi cukup tinggi dan hal itu merupakan sisi positif yang cukup membangun reputasi. Namun ternyata mesin tersebut adalah unit yang sama dengan mobil sejuta umat, yakni Toyota Avanza.

"SUV kok pakai mesin Avanza?" Kira-kira seperti ungkapan yang sangat bisa terlontar di masyarakat. Padahal tak selamanya sharing mesin dengan Avanza adalah hal yang negatif dan haram dilakukan.

Menekan harga jual，Toyota selalu ingin mengurangi biaya

Dengan sharing platform, atau yang terjadi pada Rush adalah berbagai mesin dengan Avanza tentu otomatis membuat ongkos produksi bisa ditekan. Kira-kira begitu teorinya.

Rush generasi kedua yang debut pada 2018 menggunakan mesin 2NR-VE. Tipe mesin tersebut serupa seperti Avanza Veloz berkode 2NR-VE. Benar saja, saat meluncur 3 tahun lalu, harga Rush cukup menggebrak pasar.

Saat ini Toyota Rush 2021 bisa dimiliki dengan harga terendah di angka Rp 255.200.000 on the road Jakarta untuk tipe 1.5 G MT. Sebuah harga yang masih cukup kompetitif di kelas Low MPV.

Aftersales bersaing, mesin yang sama membuat perawatan lebih murah

Pada dasarnya Toyota memang terkenal akan superior di sisi purnajual alias aftersales. Teorinya, dengan satu jenis mesin untuk yang dipakai beberapa model, maka akan lahir kesamaan spareparts.

Selain harga spareparts harusnya bisa lebih murah, kejadian kelangkaan spareparts pun bisa diminimalisir. Atau pada kondisi tertentu mungkin ada spareparts yang bisa saling tukar antar mobil beda spesies ini.

Bicara perawatan juga tak kalah seru. Rush terbilang sangat ekonomis. Dalam perbandingan biaya servis dengan Honda BR-V CVT, Rush bertransmisi matic hanya menghabiskan biaya Rp 2.919.000 untuk servis sampai 50.000 KM. Sedangkan BR-V CVT menyentuh Rp 5 jutaan.

Terbukti tangguh，Toyota Rush 2021 cukup untuk jalan pegunungan

Teknologi yang diusung mesin 2NR-VE milik Rush juga sama seperti Avanza, Dual VVT-i dan sudah DOHC. Dengan konfigurasi 4 silinder segaris, mesin berkapasitas murni 1.496 cc ini mampu hasilkan tenaga 104 DK dan torsi 136 Nm, persis dengan mesin Avanza Veloz.

Avanza sendiri cukup bandel dengan bekal mesin tersebut. Selain itu dapur pacu yang konon sudah dibuat sepenuhnya di dalam negeri ini juga terkenal akan kehematannya.

Walau Rush belum dibekali dengan transmisi matic berteknologi CVT, nyatanya sistem torque converter transmisi maticnya tak ada kendala berarti selama penggunaan. 

Terlebih Rush merupakan Low SUV yang menganut sistem penggerak belakang. Traksi dan handling mobil ini tersohor cukup baik jika dipakai di daerah pegunungan yang identik akan tanjakan.

Kesimpulan

Itulah pembahasan dari Rush generasi kedua yang mesinnya sharing dengan Avanza. Bahkan bisa dibilang bukan cuma serupa dengan Avanza. 

Tapi mobil ini juga sharing dengan Daihatsu Terios dan Xenia. Namun nyatanya hal itu bukan penghalang dan tak jadi masalah dalam memberikan performa terbaik bagi konsumennya.