Wajib Tahu, Ini Fungsi Tiap Fitur di TSS Pada Toyota Avanza 1.5 G CVT
Enda · 8 Jan, 2022 08:00
0
0
Sebagai varian teratas, Toyota Avanza 1.5 G CVT TSS per Januari 2022 ini dibandrol Rp293,4 juta. Itu artinya mobil ini naik Rp29 juta dibandingkan dengan harga barunya ketika mendapatkan relaksasi PPnBM 0 persen pada tahun kemarin.
Menempati tipe paling mahal, tentunya Toyota Avanza 1.5 G CVT TSS memiliki fitur terlengkap baik dari segi keselamatan maupun unggulannya. Sebagaimana yang diketahui, untuk fitur keselamatan mobil ini juga berhasil tersematkan Toyota Safety Sense (TSS).
Mengetahui fitur TSS yang ada pada varian teratas Avanza tersebut diantaranya; Rear Crossing Traffic Alert, Blind Spot Monitoring, Pre-Collision Warning + Pre-Collision Braking, Pedal Missoperation Control, Lane Departure Warning, Lane Departure Prevention dan terakhir Front Departure Alert.
Supaya tidak bingung, yuk ketahui apa bedanya masing-masing fitur keselamatan yang ditawarkan.
Rear Crossing Traffic Alert merupakan sistem pendukung yang mendeteksi kendaraan yang masuk atau mendekat dari belakang. Fitur ini dapat membantu memperingatkan kalian, yang kemudian memungkinkan untuk mundur dengan aman dari tempat parkir.
Sensor RCTA ini tidak hanya mendeteksi kendaraan dari satu bagian saja. Kedua sisi bagian belakang akan terdeteksi dengan radar ini.
2. Blind Spot Monitoring
Blind Spot Monitoring memiliki fungsi utama mengatasi suatu benda yang tidak terlihat dengan mendeteksi kendaraan yang keluar dari sudut pandang, menggunakan indikator di kaca spion samping. Sinyal belok ke samping kendaraan terdeteksi, dan indikator akan berkedip serta peringatan suara akan berbunyi apabila posisi mobil dengan objek di luar semakin dekat.
3. Pre-Collision Warning
Fitur keselamatan Pre-Collision Warning dan Pre-Collision Braking ini memanfaatkan sistem radar yang dirancang untuk membantu mengurangi risiko tabrakan dengan kendaraan lain di depan. Sebagaimana fungsinya dapat memberikan daya pengereman, bahkan hingga berhenti darurat jika diperlukan.
4. Pedal Missoperation Control
Pedal misoperation control adalah bagian dari fitur keselamatan pintar yang bisa menjawab terjadinya kecelakaan karena pengemudi salah menginjak pedal gas. Cara kerja fitur dengan mendeteksi objek yang ada di depan dengan kamera driver assist.
Sistem pedal misoperation aktif ketika sebuah objek yang terdeteksi tersebut terdapat dalam jarak 4 meter di depan mobil. Ketika pedal gas tidak sengaja terinjak, sistem pedal misoperation akan memperingatkan pengemudi dengan menyalakan buzzer peringatan.
Selain itu, fitur secara otomatis melakukan deselerasi dengan cara mengurangi putaran mesin serta mengaktifkan rem hingga pengemudi dapat menginjak pedal rem. Sebagai catatan, fitur keselamatan ini hanya aktif ketika mobil melaju di kecepatan kurang dari 10 kilometer per jam.
Sistem ini membuat pengemudi dapat lebih terjaga dengan memberi peringatan ketika kendaraan berpindah jalur secara tidak sengaja. Perlu diperhatikan bahwa teknologi keselamatan yang tergabung dalam TSS ini hanya memberikan bantuan dalam berkendara, dan bukan merupakan teknologi kemudi otomatis.
Dengan demikian, pengemudi tetap memegang penuh kendali terhadap kendaraan dan harus senantiasa berkendara dengan aman, walaupun kendaraan sudah dilengkapi fitur keselamatan yang mumpuni.
6. Lane Departure Prevention
Fitur ini membantu menjaga kendaraan agar tidak menyimpang dari jalur secara tidak sengaja. LDP menggunakan kamera untuk memantau jarak antara kendaraan dan marka jalur.
Jika kendaraan tanpa disadari melewati atau menginjak marka jalan, sistem akan membunyikan peringatan terlebih dahulu, diikuti dengan aplikasi rem secara selektif untuk membantu kendaraan kembali ke jalurnya.
7. Front Departure Alert
Sebagai fitur keselamatan paling akhir, Front Departure Alert dapat memberi tahu ketika mobil di depan mulai berjalan dalam kemacetan. Sebagian besar pengemudi di Indonesia seringkali bermain ponsel ketika terjebak kemacetan.
Jadi, fitur FDA ini mengingatkan pengemudi yang mungkin sedang teralihkan perhatiannya untuk kembali melakukan perjalanan setelah pengemudi kehilangan jarak 3 meter dari mobil didepannya.
Seorang pengagum otomotif sejak kecil, yang suka mengoprek kendaraan di akhir pekan, membuat penulis semakin cinta pada dunia otomotif. Yang pada akhirnya hoby tersebut membawanya ke dalam dunia pekerjaanya sebagai penulis hingga saat ini.