Saat ini SUV bermesin diesel semakin disukai masyarakat, karena punya torsi besar dan bisa diakali dengan mengisi solar berkualitas rendah. Dengan begini, biaya perjalanan jadi cukup ekonomis karena Solar bersubsidi harganya cukup murah. Namun, apakah bahaya kalau kita pakai Solar berkualitas rendah di SUV mahal seperti Toyota Fortuner dan sejenisnya?

Perlu kamu ketahui kalau SUV modern seperti Toyota Fortuner, Mitsubishi Pajero Sport, Chevrolet Trailblazer dan sebagainya, sudah menggunakan sistem commonrail. Mesin tersebut butuh asupan bahan bakar diesel yang berkualitas baik. Setidaknya, kita perlu memakai solar seperti Dexlite supaya kinerjanya minim masalah.

Pengguna mobil diesel harus memperhatikan kandungan sulfur dalam solar yang dipakai. Bila terus dipaksa diisi bahan bakar solar berkualitas rendah, ada beberapa bahaya yang bisa mengintai dan merusak beberapa komponen.

Baca juga:

Toyota Fortuner Hybrid dan Toyota Innova Hybrid Meluncur Tahun Depan, Pakai Mesin Diesel GD dan Produksinya di Indonesia!

Harga Bekas Toyota Fortuner Cuma Rp130 Jutaan, Masih Punya Banyak Kelebihan!

Harga Toyota Fortuner Diskon PPNBM, Siap Rebut Pasar Mitsubishi Pajero Sport dan Isuzu MU-X

Masalah pertama yang masih ringan dan bakal sering terjadi yakni filter solar akan lebih cepat kotor dan perlu lebih sering diganti. Filter solar lebih cepat kotor karena sifat biosolar dapat melarutkan kotoran di tangki dan saluran bahan bakar.

Durasi pergantian filter solar jadi lebih cepat dari biasanya. Selain itu performa juga pastinya turun, berbeda saat dengan menggunakan Dex atau Dexlite.

Pakai Solar Jelek, Durasi Pergantian Filter Solar Toyota Fortuner Jadi Singkat

Solar yang bagus sebagaimana dikutip dari Kompas, misalnya Pertamina Dex, memiliki angka cetane number 53, dengan kandungan sulfur minimal 1.200 ppm. Sementara Solar atau Bio Solar memiliki angka cetane number 48, dengan kandungan sulfur sekitar 3.500 ppm.

Biasanya kalau mobil diesel commonrail seperti Toyota Fortuner menggunakan Pertamina Dex, pemilik mobil bisa mengganti filter solar tiap 20 ribu kilometer. Namun bila menggunakai jenis solar bersubsidi seperti solar B20, harus dipercepat menjadi 10 ribu kilometer.

Bila tidak lekas diganti, dapat menimbulkan asap hitam dari knalpot yang umumnya terjadi di mobil diesel. Ini karena sulfur yang terkandung dalam solar ikut masuk ke dalam ruang pembakaran, dan menyebabkan kerak serta asap hitam.

Pihak Toyota melalui PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menyatakan mobil diesel yang diproduksinya siap dengan bahan bakar biosolar dengan kadar fatty acid methyl ester (FAME) 20 persen alias B20. Artinya, efek bahan bakar  Bio Solar tersebut tidak memberikan efek berbahaya bagi mesin.

TMMIN telah melakukan uji coba penggunaan B20 terhadap Toyota Kijang Innova diesel dan Toyota Fortuner diesel. Hasilnya, mobil penumpang dengan mesin diesel yang diproduksi TMMIN tetap memiliki kinerja yang andal dan aman saat mengkonsumsi bahan bakar B20.

Waspada Efek Solar Busuk di Mesin Toyota Fortuner Diesel, Bikin Injektor Jebol

Di kota-kota kecil, terutama daerah pertambangan atau Perkebunan seperti Sumatera dan Kalimantan cukup sulit mendapat solar berkualitas baik. Pengguna mobil diesel seperti Toyota Fortuner terpaksa mengisi dengan solar busuk, istilah bagi solar berkualitas rendah yang dijual oleh SPBU nakal.

Dikutip dari YouTube Proleevo Channel, pengguna Fortuner telah mensiasati supaya efek bahan bakar tidak lekas merusak mesin ialah dengan mengganti filter solar setiap 3 ribu kilometer. Walaupun demikian, cara tersebut tidaklah efektif untuk menghindari kerusakan injektor.

Walaupun mobil baru menempuh jarak 40 ribuan kilometer, namun injektornya terpaksa diganti satu set. Untuk biaya penggantiannya mencapai Rp20 juta.

Sebagai informasi dari akun YouTube Soni Setiawan, solar busuk ini ialah solar berkualitas paling buruk dengan warna kehitaman dan kental. Kondisi cairannya lebih jelek dari Bio Solar yang berwarna kuning kecoklatan. Nah, solar jenis inilah yang wajib kalian waspadai dan hindari.

Bila melihat secara fisiknya, solar Dexlite bentuknya seperti bensin Premium, yaitu kuning cerah. Jadi, bila menemukan bensin warna kehitaman saat mengisi Dexlite, patut dicurigai kalau SPBU tersebut melakukan kecurangan.

Bahaya Solar Berkualitas Rendah di Mesin Diesel Commonrail

Solar berkualitas rendah memiliki kadar air dan sulfur yang cukup tinggi. Hal ini dapat membuat injector pada commonrail menjadi tersumbat. Efeknya cukup bahaya kalau didiamkan, karena pembakaran tidak sempurna dan nantinya akan muncul gejala brebet atau mesin menjadi ngelitik.

Kalau sudah begini, tinggal menunggu waktu masuk bengkel. Pasalnya mobil diesel modern yang sudah menggunakan commonrail cenderung lebih sensitif, injector pada mesin rawan mampet akibat sulfur dan kandungan air.

Mesin diesel commonrail memerlukan pressure bahan bakar yang sangat tinggi untuk pengabutan yang sempurna. Supaya tekanan tetap optimal memerlukan bahan bakar kualitas baik sehingga kinerja mesin diesel tetap maksimal. Kandungan air dan sulfur itu rentan membuat kotor dan tekanan semprotan berkurang.

Garansi Mobil Toyota Fortuner Diesel Bisa Hangus Pakai Solar B20?

Karena tidak semua SPBU di kota kecil memiliki solar Dex, maka pengguna Toyota Fortuner diesel kadang terpaksa memakai solar B20 alias Bio Solar. Kamu jangan khawatir, karena garansi mobil tidak hangus walau Toyota Fortuner diesel memakai solar bersubsidi.

Sebagai catatan, jika menggunakan biosolar maka sebaiknya filter solar lebih sering diganti. Misalnya pakai Pertamina Dex ganti filter solar setiap 20.000 km, maka saat menggunakan biosolar ganti filter solar setiap 10.000 km.